Anti Surge (goncangan) kontrol adalah suatu hal penting pada system kontrol kompressor (terutama kompresor yg gede2). Surge bisa terjadi ketika pressure outlet kompressor terlalu tinggi (over) yg mungkin diakibatkan oleh perubahan load (beban). Jika surge ini tidak di kontrol maka bisa mengakibatkan kerusakan pada sistem mekanik kompresor tersebut. Surging kontrol ini biasanya menggunakan blow off valve yg di hubungkan ke atmosfir (biasanya untuk air compressor) , atau bisa juga dengan recycle valve yg menghubungkan outlet ke inlet kompresor. untuk lebih jelas nya seperti biasa ane copas dari Anti Surge Control Delta-V punya Emerson. Dunlud nya di mari :
Ahlan wa Sahlan...., tulisan di blog ini bisa ape aje, se enak2 nya ane nulis aje :)
Rabu, 25 Mei 2011
Rabu, 11 Mei 2011
Kitab Hukum Jual Beli
Ciselang 30 April,
ni hari di mulai pembahasan hukum jual beli dari kitab fiqih fathul qorib.
Jual Beli (ba'i) secara bahasa adalah menyerahkan barang dengan barang lain.
Ba'i secara syar'i adalah menerima uang dari hasi penjualan suatu barang berdasarkan syara', atau menerima manfaat dari hasil penjualan.
Macam2 jual beli :
1. jual beli yg bendanya ('ain) ada/nyata. syarat2nya adalah :
- barang harus suci
- barang harus bermanfaat
- bisa di serahkan pada yg membeli.
di dalam jual beli harus ada ijab qobul.
jual beli ini di boleh kan (sah)
2. Menjual suatu barang yg bersifat perjanjian (di sebut juga "salam"), akan di bahas lebih lanjut di belakang.
jual beli ini di bolehkan (sah)
3. Menjual barang yg ghoib (tidak jelas/nyata)
jual beli ini hukumnya tidak sah.
.......ciselang 7 Mei 2011
setalah terdengar azan sholat jum'at maka makruh berjual beli.
- barang najis dan mutanajis (barang yg terkena najis dan sulit di bersihkan lagi) tidak sah di perjual belikan.
- barang yg tidak ada manfaatnya, tidak sah di perjual belikan. misal : kalajengking, semut dll
RIBA
riba secara bahasa artinya tambah
riba menurut syara' penerimaan ganti suatu barang dengan barang lain yg tidak sesuai sewaktu mengadakan akad.
riba hukumnya haram
barang2 yg mengandung riba :Emas, Perak dan makanan.
makanan di sini adalah makanan pokok dan buah2an.
tidak boleh menjual emas dg emas atau perak dg perak, kecuali :
- timbangannya sama
- kadarnya sama
- harus kontan
ni hari di mulai pembahasan hukum jual beli dari kitab fiqih fathul qorib.
Jual Beli (ba'i) secara bahasa adalah menyerahkan barang dengan barang lain.
Ba'i secara syar'i adalah menerima uang dari hasi penjualan suatu barang berdasarkan syara', atau menerima manfaat dari hasil penjualan.
Macam2 jual beli :
1. jual beli yg bendanya ('ain) ada/nyata. syarat2nya adalah :
- barang harus suci
- barang harus bermanfaat
- bisa di serahkan pada yg membeli.
di dalam jual beli harus ada ijab qobul.
jual beli ini di boleh kan (sah)
2. Menjual suatu barang yg bersifat perjanjian (di sebut juga "salam"), akan di bahas lebih lanjut di belakang.
jual beli ini di bolehkan (sah)
3. Menjual barang yg ghoib (tidak jelas/nyata)
jual beli ini hukumnya tidak sah.
.......ciselang 7 Mei 2011
setalah terdengar azan sholat jum'at maka makruh berjual beli.
- barang najis dan mutanajis (barang yg terkena najis dan sulit di bersihkan lagi) tidak sah di perjual belikan.
- barang yg tidak ada manfaatnya, tidak sah di perjual belikan. misal : kalajengking, semut dll
RIBA
riba secara bahasa artinya tambah
riba menurut syara' penerimaan ganti suatu barang dengan barang lain yg tidak sesuai sewaktu mengadakan akad.
riba hukumnya haram
barang2 yg mengandung riba :Emas, Perak dan makanan.
makanan di sini adalah makanan pokok dan buah2an.
tidak boleh menjual emas dg emas atau perak dg perak, kecuali :
- timbangannya sama
- kadarnya sama
- harus kontan
Jumat, 06 Mei 2011
AC & DC Drive (Variable Speed Drive)
sesuai dengan permintaan temen ane si "piyong", ni hari coba sharing tentang AC dan DC Drive.
Dalam dunia industri (elektrik), mungkin tidak asing dengan kata2 inverter, atau sering di sebut juga VSD (variable speed drive). Fungsi dari VSD ini adalah utk mengatur speed motor (baik yg AC atawa DC). Makanya sekarang ini, si VSD banyak di gunakan juga sebagai eksekutor pada loop control, yg dulunya si eksekutor biasaya berupa control valve saja.
Salah satu contoh adalah pada ID Fan Blower dan FD fan Blower di Coal Fired Power Plant, di mana pressure furnace di jaga dengan cara mengatur speed dari motor blower ID&FD. Masih banyak lagi contoh2 yg lain. Untuk Teori yg lebih detil dapat dunlud link di bawah (copas dari ABB).
AC/DC Drive
Dalam dunia industri (elektrik), mungkin tidak asing dengan kata2 inverter, atau sering di sebut juga VSD (variable speed drive). Fungsi dari VSD ini adalah utk mengatur speed motor (baik yg AC atawa DC). Makanya sekarang ini, si VSD banyak di gunakan juga sebagai eksekutor pada loop control, yg dulunya si eksekutor biasaya berupa control valve saja.
Salah satu contoh adalah pada ID Fan Blower dan FD fan Blower di Coal Fired Power Plant, di mana pressure furnace di jaga dengan cara mengatur speed dari motor blower ID&FD. Masih banyak lagi contoh2 yg lain. Untuk Teori yg lebih detil dapat dunlud link di bawah (copas dari ABB).
AC/DC Drive
Rabu, 04 Mei 2011
Pengukuran Level dengan Bubbler Tubes
Salah satu metoda pengukuran level adalah dengan menggunakan bubbler tubes. Intinya sebenarnya adalah kita mengukur back pressure dari supply udara yg kita berikan ke dalam tanki. metode ini sangat murah dan mudah di buat, tapi kelemahannya akurasi yg 1-2% saja. berikut penjelasannya yg di copas dari http://www.omega.com/ (he..he... artiin sendiri aje, ane males nerjemah2 :-D)
Bubbler tubes provide a simple and inexpensive but less accurate (±1-2%) level measurement system for corrosive or slurry-type applications. Bubblers use compressed air or an inert gas (usually nitrogen) introduced
through a dip pipe (Figure 7-4A). Gas flow is regulated at a constant rate (usually at about 500 cc/min). A differential pressure regulator across a rotameter maintains constant flow, while the tank level determines the
back-pressure. As the level drops, the back-pressure is proportionally reduced and is read on a pressure
gage calibrated in percent level or on a manometer or transmitter. The dip pipe should have a relatively large
diameter (about 2 in.) so that the pressure drop is negligible. The bottom end of the dip pipe should be located
far enough above the tank bottom so that sediment or sludge will not plug it. Also, its tip should be notched
with a slot or "V" to ensure the formation of a uniform and continuous flow of small bubbles. An alternative
to locating the dip pipe in the tank is to place it in an external chamber connected to the tank. In pressurized tanks, two sets of dip pipes are needed to measure the level (Figure 7-4B). The two back-pressures on the two dip pipes can be connected to the two sides of a u-tube manometer, a differential pressure gage or a d/p cell/transmitter. The pneumatic piping or tubing in a bubbler system should be sloped toward the tank so
that condensed process vapors will drain back into the tank if purge pressure is lost. The purge gas supply
should be clean, dry, and available at a pressure at least 10 psi greater than the expected maximum total pressure required (when the tank is full and the vapor pressure is at its maximum). An alternative to a continuous bubbler is to use a hand pump (similar to a bicycle tire pump) providing purge air only when the level is being read. Bubblers do consume inert gases, which can later accumulate and blanket processing equipment. They also require maintenance to ensure that the purge supply is always available and that the system is properly adjusted and calibrated. When all factors are considered, d/p cells typically are preferred to bubblers in he majority of applications.
Bubbler tubes provide a simple and inexpensive but less accurate (±1-2%) level measurement system for corrosive or slurry-type applications. Bubblers use compressed air or an inert gas (usually nitrogen) introduced
through a dip pipe (Figure 7-4A). Gas flow is regulated at a constant rate (usually at about 500 cc/min). A differential pressure regulator across a rotameter maintains constant flow, while the tank level determines the
back-pressure. As the level drops, the back-pressure is proportionally reduced and is read on a pressure
gage calibrated in percent level or on a manometer or transmitter. The dip pipe should have a relatively large
diameter (about 2 in.) so that the pressure drop is negligible. The bottom end of the dip pipe should be located
far enough above the tank bottom so that sediment or sludge will not plug it. Also, its tip should be notched
with a slot or "V" to ensure the formation of a uniform and continuous flow of small bubbles. An alternative
to locating the dip pipe in the tank is to place it in an external chamber connected to the tank. In pressurized tanks, two sets of dip pipes are needed to measure the level (Figure 7-4B). The two back-pressures on the two dip pipes can be connected to the two sides of a u-tube manometer, a differential pressure gage or a d/p cell/transmitter. The pneumatic piping or tubing in a bubbler system should be sloped toward the tank so
that condensed process vapors will drain back into the tank if purge pressure is lost. The purge gas supply
should be clean, dry, and available at a pressure at least 10 psi greater than the expected maximum total pressure required (when the tank is full and the vapor pressure is at its maximum). An alternative to a continuous bubbler is to use a hand pump (similar to a bicycle tire pump) providing purge air only when the level is being read. Bubblers do consume inert gases, which can later accumulate and blanket processing equipment. They also require maintenance to ensure that the purge supply is always available and that the system is properly adjusted and calibrated. When all factors are considered, d/p cells typically are preferred to bubblers in he majority of applications.
Langganan:
Postingan (Atom)