Mengeliminasi/membuang adalah proses pengambilan keputusan oleh akal kita.
Menurut para pakar bahwa "Fuzzy Logic" nya Si Mbah Lotfi Zadeh adalah logika yang paling mendekati dengan logika berfikir manusia. Karena dalam logika fuzzy, masukan tidak hanya berupa logic Y/N, Panas/dingin, Cepat /lambat, tapi seperti logika manusia. Misalnya : masukan temperature bisa dibuat himpunan sebagai berikut : sangat dingin, dingin, sedang, panas, sangat panas. Output/keluaran juga demikian, tdk hnya setuju/tdk_setuju, tapi dapat berupa keputusan himpunan : sangat setuju, setuju, ragu2, tdak setuju, sangat tidak setuju.
Dalam logika Fuzzy, bahwa "crisp output" atau keputusan sangat dipengaruhi oleh "input membership" , "output membership" dan "rule" yg merupakan cause effect dari input ke output.
Hubungan input-rule-output di sebut FIS (fuzzy inference system) atau fuzzy model atau pola pikir. Tiap manusia mempunyai fuzzy model (pola pikir) yg berbeda2, mungkin tergantung dari input/output berupa : edukasi, sosial budaya, pandangan politik, pengalaman dan lain lain.
Banyaknya berita hoax, hate speech, klik "like", tulis "amin", ketik angka 1 dan lain sebagainya di media sosial merupakan representasi dari bermacam2 fuzzy model dari manusia.
Tapi ada banyak pula orang yg berfikir careless stress less, mereka biasanya mengambil sikap diam, bukan mereka tidak mengerti tapi untuk membuat keputusan yg di share ke ruang publik, mereka butuh data2 yg komplit dan valid agar bisa diolah secara benar oleh fuzzy model pada dirinya.
Ada quote bagus dari Homer Simpson : "Just because I don't care, doesn't mean I don't understand ".
Dan juga bukankah lebih baik diam dari pada berkata sia-sia atau buruk.